Selasa, 14 Oktober 2014

Puisi



Melodi di Negeri Ku




Biar Ku nyanyikan alunan indah negeriku
Diiringi alunan ombak yang menderu
Ditemani kicauan burung yang merdu
Dihiasi langit indah nan biru
Biar ku rasakan simfoni damai alam Ku
Rangkaian daun terus menemaniku
Udara sejuk menunggu untuk ku hirup
Menandakan alam ini masih hidup
Biar ku lihatkan melodi dinegeri ini
Merasakan perbedaan dalam tradisi
Menikmati masalah yang dihadapi
Budaya menjadikan kami seperti ini
Biar kuceritakan keinginan negeriku
Terbang tinggi bersama burung garuda
Mengibarkan bendera merah putih didepan mata
Membuat rakyatnya diam terpukau
Dinegeriku penuh kehangatan hidup
Religius namun tetap bersatu
Penuh cita juga penuh harap
Menjadikan mereka agar terus bersatu

Minggu, 12 Oktober 2014

Mohon Maaf Bangsaku agak ANEH



Mohon Maaf Bangsaku agak ANEH
Saya berasal dari sebuah negeri yang penuh kehangatan hidup. Bakat utama negeri saya adalah bergembira dan tertawa. Kaya atau miskin, menang atau kalah, mendapatkan atau kehilangan, kenyang atau lapar, sehat atau sakit - semuanya potensial untuk membuat kami bergembira dan tertawa.

Bangsa saya sangat murah hati. Mengekspor ke berbagai Negara bukan hanya barang dan makanan, tetapi manusia. Penduduk negeri saya bertebaran di berbagai negara. Ada yang menjadi kaya, ada yang mati tak ketahuan kuburnya. Ada yang sukses, ada yang diperkosa, ada yang digantung. Ada yang pulang membawa modal lumayan, ada yang dipukul, diseterika, dibenturkan kepalanya ke tembok, pokoknya beraneka ragam.

Aliansi anti deportasi di Jakarta melaporkan hanpir 3 juta kasus penindasan atas tenaga kerja Indonesia diluar negeri, dan tak satupun yang diselesaikan, para pekerja yang sukses tidak ada yang bersikap egoistik pulang ketanah air, di Terminal 3 Cengkareng airpport. Mereka menyediakan diri untuk ditodong oleh banyak yang memang menunggu di sana untuk mencari nafkah. Itu membuat mereka menangis sejenak tapi kemudian tertawa-tawa lagi. Karena penderitaan adalah memang sahabat yang paling akrab dengan mereka sejak kanak kanak.

Bangsa saya sangat berpengalaman dijajah. Sebagian mereka menunggu penjajah datang ke kampungnya,sebagian yang lain menyebrang keluar negeri untuk mencari penjajah. Tuhan Menyesuaikan Diri Pada Aturan Manusia.Bangsa Indonesia tidak memerlukan pemerintahan yangbaik untuk tetap bisa bergembira dan tertawa. Kami memerlukan perekonomian yang stabil, politik yang bersih, kebudayaan yang berkualitas -untuk mampu bergembira dan tertawa. Kami bisa menjadi gelandangan, mendirikan rumah liar sangat sederhana di tepian sungai, dan kami hiasi dengan pot pot bunga serta burung perkutut.

Bangsa kami sangat berpengalaman dijajah, juga saling menjajah diantara kami. Dijajah atau menjajah, kami bergembira dan tertawa. Sayang sekali belum ada ilmuwan yang tertarik meneliti frekwensi tertawa bangsa kami - di rumah, di warung, di lapangan sepakbola, di ruang
pertunjukan, di layar televisi, di tengah kerusuhan, di gedung parlemen, di rumah ibadah dan di manapun saja. Ada orang yang terjatuh dari motor, kami menudung nudingnya sambil tertawa. Orang bodoh ditertawakan. Apalagi orang pintar.

Kehidupan kami sangat longar, sangat permisif dan penuh kompromi. Segala sesuatu bisa dan gampang diatur. Hukum sangat fleksibel, asal menguntungkan. Kebenaran harus tunduk kepada kemauan kita. Bangsa saya bukan masyarakat kuno yang sombong dengan jargon: ” MEMBELA YANG BENAR” Kami sudah menemukan suatu formula pragmatis untuk kenikmatan hidup, yakni
                                    ” MEMBELA YANG BAYAR”